PROPOSAL PENDIDIKAN BAHASA ARAB


Efektivitas Penggunaan Metode Mubasyaroh Dalam Mengatasi Rendahnya Maharoh Kalam dalam materi Bahasa Arab di kelas X- di MA. Madarijul Huda Kembang Tahun Pelajaran        2011/2012

A.    Latar Belakang
Pendidikan Bahasa Arab sudah dimulai sejak di sekolah tingkat dasar (Madrasah ibtidaiyah). Pendidikan itu dilanjutkan di sekolah menengah tingkat pertama (Madrasah tsanawiyah) kemudian di tingkah atas. Aktivitas pembelajaran berjalan biasa-biasa saja. Kalau ada masalah pada tingkat ini tidak begitu mendapat perhatian, karena segera dimaklumi bahwa pelajaran bahasa Arab belum mendapat perhatian begitu serius untuk pelajar setingkat ini.
Pada kenyatannya masalah atau kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab sampai sekarang ini masih banyak terjadi dikalangan lembaga pendidikan. Seperti halnya masalah yang terjadi di sekolah menengah tingkat atas (aliyah). Hal itu telah direspon dari Para pengajar yang merasakan langsung masalah-masalah dalam pendidikan bahasa Arab di tingkat ini. Masalah tersebut tidak lagi bisa dianggap sebagai masalah yang dapat dimaklumi begitu saja seperti ketika di tingkat atas (aliyah). Untuk itu dari masalah-masalah yang ada akan mendapat  perhatian ‘agak’ serius. Yang dimaksud dari masalah-masalah tersebut salah satunya adalah rendahnya maharoh kalam.
Maharoh kalam berbahasa arab merupakan keterampilan berbicara yang harus dimiliki oleh siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan berbahasa asing, dalam hal ini khususnya bahasa Arab. Adapun metode yang digunakan harus mampu bisa membuat siswa tertarik dan senang dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi  tanggung jawab seorang guru. Karena masih jarang sekali hal itu dilaksanakan oleh beberapa sekolah yang mengajarkan bahasa Arab dengan penerapan metode yang tepat. Dari sinilah muncul beberapa masalah yang menjadi akibatnya, antara lain : siswa tidak menyukai pelajaran bahasa Arab karena pembelajaran yang monoton, atau siswa merasa kesulitan untuk mempelajari bahasa Arab, khususnya berbicara bahasa Arab.[1]
Madrasah Tsanawiyah Madarijul Huda Kembang adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan Departemen Agama yang pelajarannya lebih difokuskan pada pelajaran agama terutama bahasa Arab. Di MTs. Madarijul Huda Kembang ini mempunyai latar belakang keterbatasan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Seperti kita ketahui dalam pembelajaran bahasa Arab terdapat kompetensi dasar, dimana setelah pembelajaran siswa diharapkan mampu berbicara menggunakan bahasa Arab dengan benar. Akan tetapi realitanya siswa dalam menggunakan bahasa arab rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang memiliki minat sedikit. Sehingga siswa kurang mampu berbicara menggunakan bahasa arab. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah dan hanya terpaku dengan adanya buku panduan serta lembar kerja siswa (LKS) tanpa menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa arab siswa.
 Untuk itu, peneliti akan mencari jawaban mengapa siswa MA.Madarijul Huda Kembang dalam menguasai maharoh kalam sangat rendah sekali. Berdasarkan penelitian hal itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk menggunakan mufrodat yang telah diberikan guru untuk berbicara kepada siswa yang lainnya, sehingga sedikit demi sedikit siswa mampu berbicara menggunakan bahasa arab.
Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode Thoriqoh Mubasyarah untuk mengungkapkan apakah dengan model penggunaan metode Thoriqoh Mubasyarah dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa arab siswa. Penulis memilih metode pembelajaran ini supaya mengkondisikan siswa untuk terbiasa berbicara menggunakan bahasa arab. Dalam metode Thoriqoh Mubasyarah siswa lebih aktif dalam pembelajaran bahasa arab. Sedangkan guru berperan sebagai pembimbing atau pemberi materi dengan menggunakan media pembelajaran yang bersifat penunjang.
Dari latar belakang tersebut di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul " Efektivitas Penggunaan Metode Mubasyaroh Dalam Mengatasi Rendahnya Maharoh Kalam dalam materi Bahasa Arab di kelas X di MA. Madarijul Huda Kembang. Tahun Pelajaran 2011/2012”
B.  Rumusan dan pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang hendak di kaji dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.         Bagaimana efektivitas pelaksanaan metode Thoriqoh Mubasyarah dalam materi bahasa Arab pada siswa kelas kelas X di MA. Madarijul Huda Kembang Tahun Pelajaran 2011/2012?
2.         Bagaimana mengatasi rendahnya maharoh kalam dalam materi bahasa Arab siswa di kelas X di MA. Madarijul Huda Kembang Tahun Pelajaran 2011/2012?
3.         Bagaimana efektivitas penggunaan metode Thoriqoh Mubasyarah dalam mengatasi rendahnya maharoh kalam dalam materi bahasa Arab bagi siswa X di MA. Madarijul Huda Kembang Tahun Pelajaran 2011/2012?


C.       Tujuan dan kegunaan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut
1.       Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode Thoriqoh Mubasyarah dalam materi bahasa Arab pada siswa kelas kelas X di MA. Madarijul Huda Kembang Tahun Pelajaran 2011/2012
2.      Untuk mengetahui bagaimana mengatasi rendahnya maharoh kalam dalam materi bahasa Arab siswa di kelas X di MA. Madarijul Huda Kembang Tahun Pelajaran 2011/2012
3.      Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode Thoriqoh Mubasyarah dalam mengatasi rendahnya maharoh kalam dalam materi bahasa Arab bagi siswa X di MA. Madarijul Huda Kembang Tahun Pelajaran 2011/2012
Dalam penelitian ini mempunyai manfaat diataranya:
1.      Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui efektivitas menggunakan metode mubasyaraoh untuk  meningkatkan maharoh kalam dalam pembelajaran bahasa Arab yang efektif dan untuk menarik motivasi belajar siswa yang baik.
2.      Manfaat Praktis
Dengan menggunakan metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa Arab akan mudah diserap oleh siswa untuk menguasai maharoh kalam dan tidak menjadikan siswa sulit dalam berbicara menggunakan bahasa Arab sehingga dalam pembelajaran bahasa Arab siswa akan mampu meningkatkan maharoh kalam dengan maksimal dan juga akan menarik motivasi belajar siswa.
1.      Lembaga
Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan metode Thoriqoh Mubasyarah dalam proses belajar mengajar khususnya Bahasa Arab, serta sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan kepada para guru dalam penyampaian materi Bahasa Arab.
2.      Guru
Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara praktis, efektif dan efesien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menambah wawasan tentang penggunaan metode pembelajaran.
3.      Siswa
Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru serta lebih mudah dalam memotivasi kegiatan belajar materi Bahasa Arab khususnya dalam hal berbicara menggunakan bahasa Arab.
D.      Telaah Pustaka
Pada dasarnya kajian pustaka merupakan uraian singkat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah yang sejenis. selain itu, berupa buku yang sudah diterbitkan. Kajian pustaka ini berfungsi untuk menunjukkan orisinalitas/keaslian dalam penelitian. Di antara buku dan penelitian sejenis yang telah dilakukan baik dalam penelitian sebelumnya maupun dalam penelitian ini terdapat banyak kesamaan, akan tetapi khususnya dalam penelitian ini ada tambahan dari berbagai buku yang berbeda yaitu khususnya membahas tentang penggunaan metode mubasyaroh pembelajaran bahasa Arab untuk mengatasi rendahnya maharoh kalam siswa.
Hal demikian yang bertujuan untuk dijadikan sebagai perbandingan lebih lengkap tidaknya baik di antara penelitian ini maupun sebelumnya adalah sebagai berikut:
Acep hermawan, dalam bukunya “Metodelogi pembelajaran bahasa Arab”, buku ini terdapat 12 bab yang salah satu didalamnya yaitu pembahasan tentang Ragam pembelajaran bahasa Arab yang meliputi: pendekatan, metode dan tehnik, metode kaidah dan tarjemah, metode langsung, metode audiolingual, metode membaca dan metode gabungan.
Drs. Ahmad Muhtadi Anshor, dalam bukunya “Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya”, buku ini terdapat lima bab yang diawali dengan pembahasan pengajaran bahasa Arab,  media pengajaran bahasa Arab, metode pengajaran bahasa Arab khususnya metode mubasyaroh, dan bab yang terakhir tentang media pengajaran bahasa dan urgensinya bagi pengajaran bahasa Arab. Di samping itu, buku ini disusun sebagai pengantar untuk para siswa dan para pengkaji bahasa Arab maupun masyarakat pada umunya seorang guru dituntut untuk memahami pengajaran bahasa Arab terutama hal-hal yang berkaitan dengan metode pengajarannya.
Ahmad Fuad Effendy, dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Pengajaran Bahasa Arab”, buku ini terdapat empat bab yang diawali dengan pembahasan perspektif tentang metodologi pengajaran bahasa Arab, beberapa metode pengajaran bahasa Arab, beberapa teknik pengajaran bahasa, dan yang terakhir pembelajaran bahasa Arab dalam kurikulum berbasis kompetensi. Disamping itu, buku ini pada khususnya disusun untuk menyajikan paparan dari beberapa metode diantarannya metode Gramatika terjemah, metode langsung, metode membaca, dan masih banyak lagi.
Drs. Abubakar Muhammad, dalam bukunya “Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab”. Salah satunya membahas persiapan pelajaran diatarannya adalah tentang faedah-faedah persiapan, buku persiapan mengajar, hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu membuat persiapan, bahan pelajaran, methode pelajaran, dan menyusun persiapan. Pada dasarnya buku ini, berisikan petunjuk teoritis dan praktik tentang cara-cara membuat persiapan khususnya dalam menyiapakan metode  pengajaran bahasa Arab.
            Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terdahulu, penulis menemukan penelitian atau buku yang membahas pengaruh metode pengajaran bahasa Arab untuk meningkatkan maharoh kalam siswa. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini untuk memenuhi kelengkapan dalam buku tersebut.
E.       Landasan teori
Teori belajar konstruktivistik sekarang ini sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Karena melihat tujuan pembelajaran bahwa teori konstruktivistik ini diharapkan mampu diterapkannya dalam pembelajaran. Sehingga akan mewujudkan keberhasilan belajar siswa yang diantarannya: karakteristik manusia masa depan yang diharapkan, kontruksi pengetahuan, proses belajar menurut teori konstruktivistik, dan kemajuan dari pembelajaran tradisioanal (behavioristik) menuju pembelajaran konstruktivistik.[2]
Dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit berdasarkan pengalaman yang nyata.
Filosofi belajar konstruktivisme menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Dalam proses pembelajaran, siswa harus mendapatkan penekanan, aktif  mengembangkan pengetahuan mereka, dan bertanggung jawab terhadap hasil belajar. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.
Oleh karena itu, teori kontruktivistik ini sangat perlu di terapkan dalam proses belajar dan megajar. Karena kontruktivistik memandang bahwa pengetahuan itu non objektif, bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu. Seperti halnya implikasi konstruksivistik terhadap proses dan mengajar.
Belajar merupakan proses mengkonstruksi pegetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses kontruksi ini dilakukan secara pribadi dan sosial secara aktif. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan, kemampuan kognitif, dan lingkungan. Sedangkan mengajar adalah suatu proses yag membantu seseorag untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Seorang guru tidaklah hanya mentransfer pengetahuan akan tetapi membentuk peserta didik untuk mengatur kegiatan belajar secara kritis terutama tersediany sarana dan prasarana  yang harus dikembangkan.[3]
Dengan demikian, pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan dan siswa mengungkapkan gagasan secara eksplisit, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa. Pendekatan ini mendorong siswa dapat berpikir kreatif, imajinatif, refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat. Mencoba gagasan baru, mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri. Jadi dengan demikian pendekatan konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas menggunakan metode mubasyaroh dalam mengatasi rendahnya maharoh kalam siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teori kontruktivistik dan teori metode mubasyaroh dalam pengajaran bahasa Arab.
1.         Metode Langsung (الطريقة المباشرة)
a.    Sejarah Metode Langsung (الطريقة المباشرة)
Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al – mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa.
Berdasarkan asumsi yang ada dalam proses berbahasa antara Ibu dan anak, maka F.Gouin (1980-1992) mengembangkan suatu metode yang diberi nama dengan metode langsung (thariqah mubasyarah), sebuah metode yang sebenarnya juga pernah digunakan dalam dunia pembelajaran bahasa asing abad XV). Metode ini mendapatkan momentum yang baiksejak jaman Romawi ( pada awal abad ke-20) di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik dinegara Arab maupun di negara-negara Islam di Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan.
b.    Definisi Metode Langsung (الطريقة المباشرة)
Dari sejarah singkat distas adapat diartikan bahwa Metode Langsung adalah metode bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian bahasa ibu pelajar.
Metode ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki kompetensi berbicara yang baik. Karena itu, kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dilaksanakan dalam bahasa Arab langsung baik melalui peragaan dan gerakan. Penerjemahan secara langsung dengan bahasa peserta didik dihindari.
c.    Karakteristik Metode Thoriqoh Mubasyarah
Metode ini memiliki beberapa karakterisktik, diantaranya adalah:
1)    Memberi prioritas tinggi pada keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan membaca, menulis dan terjemah.
2)   Basis pembelajarannya terfokus pada teknik demonsratif; menirukan dan menghafal langsung, dimana murid-murid mengulang-ngulang kata, kalimat dan percakapan melalui asosiasi, konteks dan definisi yang diajarkan secara induktif yakni berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan
3)   Mengelakan jauh-jauh penggunaan bahasa ibu pelajar
4)   Kemapuan komunikasi lisan dilatih secara tepat melalui Tanya jawab yang terancang dalam pola interaksi yang bervariasi
5)   Interaksi antara guru dan murid terjalin secara aktif, dimana guru berperan memberikan stimulus berupa contoh-contoh, sedangkan siswa hanya merespon dalam bentuk menirukan, menjawab pertanyaan dan memperagakannnya.
d.   Kelebihan dan Kekurangan Metode Langsung (الطريقة المباشرة)
Diantara kelebihan-kelebihan Metode Langsung (الطريقة المباشرة) yang di ungkapkan oleh para pakar bahasa:
1)         Kita dapat menhindarkan diri dari menyuruh pembelajar menghafal bahasa baku yang baku yang kadang-kadang tidak sesuai dengan pemakaian bahasa yang sesungguhnya dalam masyarakat.
2)    Perhatian dan kegiatan-kegiatan pembelajar akan lebih besar daripada menerima pelajaran secara verbalistik. Perhatian pembelajar merupakan tumbuh dengan sewajarnya tanpa desakan yang dibuat-buat.
3)    Pembentukan kepribadian pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan tata bahasa yang fungsional.
4)    Mengontrol kebenaran pengujaran siswa sebagaiman penutur aslinya.
e.    Kekurangan Metode Langsung (الطريقة المباشرة)
Meskipun metode ini banyak kelebihan dibanding metode-metode yang lain, tidak bisa dimungkiri bahwa pada metode ini terdapat juga kritikan-kritikan pedas yang dilontarkan oleh beberapa pakar bahasa.
1)        Tidak semua vokabuler dapat diajarkan dengan cara menghubungkan secara langsung benda, situasi atau pekerjaan yang digambarkannya. Sebagian harus dijelaskan dengan memberikan sinonim, antonim, definisi, penjelasan-penjelasan atau dalam pemakaiannya. Oleh karena itu banyak kesukaran yang dihadapi dan kesalahan-kesalahan mudah terjadi.
2)        Pembelajar cendcrung secara diam-diam menterjemahkan lebih dahulu dalam hati kata-kata bahasa baru itu ke dalam bahasa ibunya dalam usahanya mencari persamaan pengertian yang dikemukakan dalam bahasa baru itu. Dalam hal ini tampak metode langsung lebih kompleks daripada metode terjemahan.
3)        Jika semua kata harus diajarkan demikian, kemajuan dalam pelajaran membaca pada taraf- taraf permulaan cenderung menjadi lambat. Pembelajar memperoleh pengetahuan kata-kata secara berlebih-lebihan. Sedangkan penguasaan dalam pemakaiannya tidak seberapa.
4)        Pembelajar memperoleh kesukaran tentang bentuk-bentuk tata bahasa oleh karena media dalam menerangkan bentuk-bentuk bahasa ini merupakan sumber kesukaran. Hanya di kelas-kelas lebih tinggi pembelajar dapat dianggap mampu berpikir dalam bahasa itu.
5)        Jika pengajar dapat menciptakan suasana pembelajar belajar bahasa ibunya, kita dapat mengharapkan hasil pengajaran yang baik, tetapi suasana kelas yang seperti itu hanya berlangsung dalam waktu yang pendek, sedangkan suasana yang persis sama jarang dapat dipertahankan untuk waktu yang lama.
6)        Metode langsung tidak mengemukakan sesuatu tentang pemilihan bahan, penentuan urutan bahan dan sangat sedikit mengemukakan cara-cara penyajian bahan, kecuali hanya mengemukakan bahwa pengunaan bahasa ibu dan terjemahan ke dalam bahasa ibu dilarang.[4]
f.     Petunjuk Penggunaan Metode Thoriqoh Mubasyarah
Bentuk Pelaksanaan Pelaksanaan metode langsung secara murni dapat digambarkan sebagai berikut. Mula mula anak-anak disuruh meniru perbuatan pengajar dan diiringi dengan berbicara (perkataan atau kalimat yang menggambarkan perbuatan itu). Kemudian gerak dan berbicara ini dilanjutkan dengan dialog ringkas, percakapan segi-tiga, berempat, dan seterusnya sampai akhirnya pelajaran menjadi sebuah sandi. wara kecil, penuh dengan gerak gerik dan penggunaan bahasa. Kemudian pelajaran dilanjutkan dengan permainan yang lebih panjang.
Contoh sederhana:
Seorang guru menghidupkan tape recorder yang berisikan tentang sejarah imam Syafi’iy (dengan bahasa arab) dalam waktu 10 menit dan siswa diminta untuk mendengarkan secara seksama, setelah itu tape recorder dibunyikan sekali lagi (untuk pemantapan bagi siswa) kemudian beberapa siswa dimintai untuk maju kedepan untuk memperagakan apa yang telah mereka dengar tadi.[5]
2.   Maharoh kalam
Bahasa merupakan alat komunikasi yang secara esensial, umum dan bersifat sosial karena dalam komunikasi selalu ada dua pihak yang terlibat, yaitu sebagai pemberi materi dan penerima informasi. Informasi yang dimaksud pada dasarnya dapat dibagi atas dua jenis yaitu sebagai berikut:
a.    Informasi kognitif: informasi yang berkaitan dengan penalaran, seperti pengrtian-pengertian, asumsi-asumsi, dan pikiran-pikiran tentang sesuatu.
b.   Informasi afektif: informasi yang berkaitan dengan perasaan sedih, rasa sakit, solidaritas, kegembiraan, dan pengharapan.
Kedua fungsi tersebut diatas, yang paling dominan adalah fungsi kognitif. Dalam berkomunikasi ada dua macam, yakni komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Berdasarkan sistem komunikasi dalam kemampuan berbahasa ada empat kemampuan yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu sebagai berikut:
a.    Menyimak
b.    Berbicara
c.    Membaca
d.   Menulis
Dua kemapuan berbahasa pertama diperoleh sebagai komunikasi lisan, yakni menyimak dan berbicara serta kemampuan berbahasa lainnya sebagai komunikasi tertulis, yaitu membaca dan menulis. Urutan pemerolehan kemampuan berbahasa seseorang mulai dari menyimak lalu mulai berbicara, membaca kemudian menulis. Hal ini diperoleh waktu masih anak-anak, namun ketika seseorang sudah mulai berusia dewasa, maka pemerolehan bahasa selanjutnya keempat kemampuan itu sudah berfungsi integral dalam arti saling mendukung.
Keterampilan berbicara atau maharoh kalam adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda.[6]
F. Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran.
2.   Metode Pengumpulan Data
         Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa dalam menggunakan bahasa arab. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan teknik yang dipakai dalam penelitian lapangan. Yang dimaksud penelitian lapangan adalah penilitian yang dilakukan dimana terjadinya permasalahan-permasalahan. Adapun metode yang digunakan penulis adalah:
a.         Wawancara
          Metode interview adalah tehnik pengumpulan data dengan melakukan interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan. Kelebihan dalam metode ini adalah data yang diperlukan langsung diperoleh sehingga akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.[7]
                 Penulis menggunakan metode ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana penggunaan metode mubasyaroh dalam mengatasi rendahnya maharoh kalam siswa dalam pembelajaran bahasa Arab dan efektivitas dalam penggunaan metode tersebut serta untuk memperoleh data-data atau informasi yang lain tentang permasalahan-permasalahan yang ada di MA. Madarijul Huda Kembang. Dalam hal ini penulis hanya mengambil sebagian siswa MA. Madarijul Huda Kembang untuk diinterviw.
b.         Observasi
         Metode observasi ini adalah sebagai pengamatan terhadap fonemena yang diselidiki. Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berbicara bahasa arab siswa yang ada selama pembelajaran berlangsung. Obsevasi dilakukan oleh peneliti perseorangan. Dalam teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara langsung yaitu pengamat berada langsung bersama objek yang diselidiki. Adapun kegiatan yang diobservasi itu mengenai metode mubasyaroh yang digunakan dalam pembelajaran yang khususnya digunakan di MA. Madarijul Huda Kembang dan efektivitas terhadap penggunaan metode tersebut untuk mengatasi rendahnya maharoh kalam siswa dan guru-guru yang ada di MA. Madarijul Huda Kembang.
c.         Metode Dokumentasi
   Metode dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.[8] Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen yang berupa catatan-catatan dan buku-buku peraturan yang ada.  Mengenai kegiatan metode ini tujuan penulis untuk memeperoleh data tentang struktur guru, siswa, dan karyawan, serta metode mubasyaroh dalam pengajaran bahasa Arab yang digunakan di MA. Madarijul Huda Kembang
d.    Tehnik Analisis Data
          Dalam analisis data penulis menggunakan teknik analisis untuk menguji hipotesis penelitian yaitu dugaan sebab akibat antara variable bebas dengan variable terikat.[9] Berdasarkan analisis penilitian ini bersifat kualitatif. Karena Kualitatif adalah penelitian yang mengarah pada proses data yang detail dan valid dan menggunakan pemahaman konteks secara mendalam dimana fonemena yang dikaji berada sehingga dengan penelitian ini akan mendapatkan data yang detail, bermakna dan lebih luas pemahaman tentang fonemena yang telah dikaji tersebut.
          Analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data, dari pada setelah selesai pengumpulan data.[10] Dalam analisis ini menggunakan teknik analisis domain yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi social yang diteliti oleh penelitian.[11]
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan mengambil maksud skripsi ini, maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut.
BAB I: Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teoretis, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II: yang meliputi: sejarah berdiri dan perkembangannya, letak geografis di MA. Madarijul Huda Kembang, struktur organisasi, keadaan Guru (pengajar) dan Siswa (peserta didik), sarana dan prasarana di MA. Madarijul Huda Kembang, fasilitas media di MA. Madarijul Huda Kembang, selanjutnya diuraikan pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab secara umum baik dengan menggunakan beberapa metode pengajaran.
BAB III: Hasil pembahasan penelitian yang meliputi analisis data, dan penyajian data yang dihasilkan beberapa pembahasan diantaranya tentang metode pembelajaran yaitu pengertian metode mubasyaroh, sejarah metode mubasyaroh, langkah-langkah pengguanaan metode mubasyaroh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan  metode mubasyaroh dalam pembelajaran, fungsi dan manfaat penggunaan metode mubasyaroh dalam pembelajaran, kriteria dalam pemilihan metode mubasyaroh dalam pengajaran, syarat yang harus dipenuhi dalam metode pembelajaran, kelebihan dan kekurangan pembelajaran menggunakan metode mubasyaroh.
BAB IV: Efektivitas penggunaan metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa Arab dalam mengatasi rendahnya maharoh kalam siswa kelas X di MA. Madarijul Huda Kembang .
BAB V:  Analisis data dan pembahasan, yang menganalisa data tentang efektivitas metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa Arab untuk mengatasi maharoh kalam siswa kelas X di MTs. Madarijul Huda Kembang.
BAB VI: Penutup, yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Bagian akhir dalam pembahasan skripsi ini berisi tentang daftar pustaka.

H.  Daftar Pustaka Sementara
Abdul Wahab, Rosyidi. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UMP. 2009
Abubakar, Muhammad. Methode Khusus Pengajaran Bahasa Arab. Surabaya: USAHA NASIONAL. 1981
Atkinson, Rita L dan Atkinson, Richard. Pengantar Psikologi 1. Jakarta: Erlangga. 1996
Atkinson, Rita L dan Atkinson, Richard. Pengantar Psikologi II. Jakarta: Erlangga. 1996
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarnnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004
 Anselm, dkk, 1997.  Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Tehnik danTeori   Grounded), Penyadur Junaidi Ghony, P T Bina Ilmu
Budiningsih, Asri. Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. 2005
Cece widjaya, dkk. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda. 1992
Dimyati dan Mudjiono. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. 1994
Hermawan, Acep, Metodelogi pembelajaran bahasa Arab. Bandung:  Rosda. 2011
Hamid, Abdul.Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media. UIN Malang: PRESS. 2010
Harjanto, Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006
Hasibuan dan Moedjino, Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Roskarya. 2005
Koentjaraningrat. Metodologi Menelitian Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 1981
Mahmudah, Ummi dan Wahab Rosyidi, Abdul. Active Learning dalam pembelajaran bahasa Arab, Malang: UIN. 2008
Mamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 1997
Mufarokah, Anissatul. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: TERAS. 2009
Muhtadi Anshor, Ahmad. Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya.  Yogyakarta: TERAS. 2009
Nur Wahyuni, Esa. Motivasi dan Pembelajaran. UIN Malang: PRESS. 2009
Sudjana, Nana, dan Rwai, Ahmad. Media Pengajaran.  Bandung: Sinar Baru Algensidu. 2009
Suharsisme, Ari Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. 1993
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. : CV Alfabeta. 2008
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Dalam Bidang Social. Semarang: Gajah Mada University. 2007
Sutrisno, Hadi. Metodelogi Research. (Yogyakarta: Andi Offset. 2002
Syah, Muhibbbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remeya Rosdakarya. 2007
Soedarsono, F.X, AplikasiPenelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan   Nasional
Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: TERAS. 2009
W. Bachtiar, Harsja. Media Pendidikan Pengajaran. Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: PT Grafido Persada. 2009
Zanuddin, Radliyah. Metodelogi dan Strategi Alternatif. Ceribon: Rihlah Group PRESS. 2S005


[1]Drs. Hj. Radliyah Zainuddin, Mag, dkk, Metodelogi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 62
[2] Dr. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009),  hlm. 54

[3] Ummi Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN, 2008), hlm. 37-38

[4] Acep Hermawan, Metodelogi pembelajaran bahasa Arab,(Bandung:  Rosda, 2011), Hlm. 175-179
[5] Acep Hermawan, Metodelogi pembelajaran bahasa Arab,(Bandung:  Rosda, 2011), hlm. 181
[6] Acep  Hermawan, Metodelogi pembelajaran bahasa Arab. (Bandung:  Rosda, 2011), hlm. 135-136
[7] Dr. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009),  hlm. 57-65
[8] Dr. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009),  hlm. 66
[9] Dr. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009),  hlm. 154
[10] Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Dalam Bidang Sosial, (Semarang: Gajah Mada Unniversity, 2007),  hlm. 245
[11] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (: CV Alfabeta, 2008), hlm. 256

0 Comments